Pemberontakan Yang Pernah Terjadi Di Indonesia



http://goo.gl/AckB0y

Sejarah Indonesia - Setelah Proklamasi Kemerdekaan, perjuangan bangsa Indonesia belum selesai dan sangat berat. Mengapa? Sebab yang kita hadapin dua musuh di dalam perjuangan. Dan disatu sisi lain harus menghadapi tindakan maka dari gerakan yang separatis.


Pemberontakan PKI Di Madiun Tahun 1948

Dalam membahas tentang pemberontakan PKI yang terjadi di Madiun tidak bisa terlepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1950. Mengapa kabinet Amir jatuh? Jatuhnya kabinet Amir disebabkan oleh kegagalannya dalam Perundingan Renville yang sangat merugikan Indonesia. Dalam merebut kembali kedudukannya,pada tanggal 29 Juni 1950 Amir Syarifuddin yang membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR adalah membentuk organisasi kaum petani dan buruh. Selain itu dengan memancing bentrokan dengan menghasut buruh. Puncaknya terjadi ketika terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu (Jawa Tengah) pada tanggal 5 Juli 1959. Pada tanggal 11 Agustus 1950.

Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Dengan tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara yang  komunis. 

Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat yang penting di Madiun. Untuk menumpas pemberontakan PKI, dan pemerintah melancarkan operasi militer. Didalam hal ini memiliki peran Divisi Siliwangi yang cukup besar.Dan di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dengan Kolonel Sungkono di Jawa Timur yang mengerahkan pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun. 

Dengan dukungan rakyat di berbagai tempat, pada tanggal 30 September 1950, kota Madiun berhasil direbut kembali oleh tentara Republik Indonesia.Yang pada akhirnya tokoh-tokoh PKI seperti Aidit dan Lukman melarikan diri ke Cina dan Vietnam. Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.

Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa dan negara Indonesia dari rongrongan dan ancaman kaum komunis yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dan dari siapa pun. Dalam kondisi bangsa yang begitu sulit itu, ternyata RI sanggup menumpas pemberontakan yang relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.

Pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia 

Menurut Perundingan Renville, kekuatan militer Republik Indonesia harus meninggalkan wilayah Jawa Barat yang sudah di kuasai oleh Belanda. TNI yang harus mengungsi ke daerah Jawa Tengah yang sudah dikuasai Republik Indonesia. Tidak semua komponen bangsa menaati isi Perjanjian Renville yang sudah dirasakan sangat merugikan bagi bangsa Indonesia. Salah satu nya adalah S.M. Kartosuwiryo beserta para pendukungnya. Pada tanggal 8 Agustus 1950, Kartosuwiryo yang memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia. Gerak Darul Islam yang didirikan oleh Kartosuwiryo mempunyai pengaruh asing yang sangat luas. Yang pengaruhnya sampai ke Aceh yang dipimpin oleh Daud Beureueh, Jawa Tengah.

Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

Dimana munculnya pemberontakan PRRI diawali dari ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut.

a. Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

Tanggal 11 Februari 1960 Ahmad Husein menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam, dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas-jelas ditolak oleh pemerintah pusat. Setelah menerima ultimatum, maka pemerintah bertindak tegas dengan memecat secara tidak hormat Ahmad Hussein, Simbolon, Zulkifli Lubis, dan Dahlan Djambek yang memimpin gerakan sparatis. Langkah berikutnya tanggal 13 Februari 1960 KSAD A.H. Nasution membekukan Kodam Sumatra Tengah dan selanjutnya menempatkan langsung di bawah KSAD.

Pada tanggal 16 Februari 19570 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin Prawiranegara.


Related Posts:

Sejarah Penjajahan Yang Terjadi Di Indonesia



http://goo.gl/Zl4V99


Sejarah News - Selama abad ke-17, Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau disingkat juga dengan VOC. Memantapkan dirinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik di pulau Jawa setelah runtuhnya, Kesultanan Mataram. Perusahaan dagang Belanda ini sudah menjadi kekuatan utama di dalam perdagangan Asia sejak awal 1700-an, tetapi pada abad yang ke-17 sudah  memulai  mengembangkan minat untuk melakukan campur tangan dalam dunia politik pribumi di pulau Jawa dan demi meningkatkan kekuasaan mereka pada ekonomi lokal. Namun korupsi, manajemen yang buruk dan persaingan ketat dari Inggris (East India Company) mengakibatkan runtuhnya VOC  setelah menjelang akhir abad ke-18. Pada tahun 1796, VOC akhirnya bangkrut dan kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, harta yang dimiliki VOC di Nusantara jatuh ke tangan mahkota Belanda pada tahun 1800. Namun, ketika Perancis menduduki Belanda antara tahun 1806 dan 1815, dan kemudian harta tersebut dipindahkan ke tangan Inggris. Setelah kekalahan Napoleon di Waterloo diputuskan bahwa sebagian besar wilayah Nusantara kembali ke tangan Belanda.


ARSITEK PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA

Dua nama yang menonjol sebagai arsitek Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia. Pertama kali , Herman Willem Daendels, dan Gubernur Jenderal 1809-1812 ketika Belanda dikuasai oleh Perancis dan, kedua, Letnan Inggris Stamford Raffles, Gubernur Jenderal 1811-1816 ketika Jawa dikuasai Inggris dengan Daendels mereorganisasi dengan pemerintahan kolonial pusat dan daerah dengan membagi pulau Jawa dalam distrik yang dipimpin oleh seorang pegawai negeri sipil Eropa yang disebutkan Residen yang secara langsung merupakan bawahan dan harus melakukan laporan kepada Gubernur Jenderal di Batavia. Para residen ini harus bertanggung jawab atas berbagai hal dari residensi mereka, termasuk juga dengan masalah hukum yang berada di dalam organisasi pertanian. Raffles juga melanjutkan reorganisasi pendahulunya dengan mereformasi pengadilan, polisi dan sistem administrasi di Jawa. Dia memperkenalkan pajak tanah di Jawa yang berarti bahwa petani Jawa harus membayar pajak, kira-kira nilai dua-perlima dari panen tahunan mereka, kepada pihak berwenang. Raffles juga sangat tertarik dengan budaya dan bahasa Jawa. Pada tahun 1817 dia menerbitkan bukunya The History of Java, salah satu karya akademis pertama yang topiknya adalah pulau Jawa. 

Sistem pemerintahan kolonial Belanda di Jawa adalah sistem yang direk maupun dualistik. Bersamaan dengan hirarki Belanda, adapun hirarki pribumi yang berfungsi sebagai perantara antara petani Jawa dan layanan sipil Eropa. Bagian atas struktur hirarki pribumi ini terdiri dari aristokrasi Jawa, sebelumnya para pejabat yang telah mengelola pemerintahan Mataram. Namun, karena dia telah menguasaiin penjajah dan para priyayi ini terpaksa melaksanakan kehendak Belanda.

Meningkatnya dominasi Belanda atas pulau Jawa tidak datang tanpa adanya perlawanan. Ketika Pemerintah Kolonial Belanda memutuskan untuk membangun jalan di tanah yang telaah dimiliki Pangeran Diponegoro, dia melakukan pemberontakan dengan didukung oleh mayoritas penduduk di Jawa Tengah dan menjadikannya perang jihad. Perang ini berlangsung tahun 1826-1832 dan mengakibatkan kematian sekitar 307,000 orang, sebagian besar orang Jawa. Tapi setelah Perang Jawa selesai dan pangeran Diponegoro ditangkap. Belanda jauh lebih kuat di Jawa dibanding sebelumnya.


TANAM PAKSA ATAU SISTEM KULTIVASI DI JAWA

Persaingan dengan para pedagang Inggris, Perang Napoleon di Eropa dan Perang Jawa mengakibatkan beban finansial yang sangat besar bagi keuangan dan Kerajaan yang ada Belanda. Diputuskan bahwa Jawa harus menjadi sebuah sumber utama pendapatan untuk Belanda dan karena itu Gubernur Jenderal Van Den Bosch mendorong dimulainya era Tanam Paksa (para sejarawan di Indonesia mencatat periode ini sebagai era Tanam Paksa namun Pemerintah Kolonial Belanda menyebutnya Cultuurstelsel yang berarti Sistem Kultivasi) di tahun 1832. Dengan sistem ini, Belanda memonopoli perdagangan komoditi-komoditi ekspor di Jawa. Terlebih lagi, pihak Belanda lah yang memutuskan jenis dan jumlah komoditi yang harus diproduksi oleh para petani Jawa. Secara umum, ini berarti para petani Jawa harus menyerahkan seperlima dari hasil panen mereka kepada Belanda. Sebagai gantinya, para petani menerima kompensasi dalam bentuk uang dan harga yang sudah ditentukan di Belanda tanpa memperhitungkan harga komoditi di pasaran dunia. Para pejabat Belanda dan Jawa harus menerima bonus bila residensi mereka mengirimkan lebih banyak hasil panen dari waktu-waktu sebelumnya, dan karena itu mereka mendorong intervensi top-down dan penindasan. Selain pemaksaan penanaman dan kerja rodi, pajak tanah Raffles juga masih berlaku. Sistem Tanam Paksa menghasilkan kesuksesan keuangan. Antara 1833 dan 1853, sekitar 20% dari total pendapatan pemerintah Belanda yang berasal dari koloni Jawa. Antara 1862 ke 1863, angka ini bertambah menjadi 34%.

Pada awalnya, Sistem Tanam Paksa hanya didominasi hanya oleh pemerintah Belanda saja. Para pemegang kekuasaan Jawa, pihak Eropa swasta dan juga para pengusaha Tionghoa bergabung di dalamnya. Namun, setelah 1853 - waktu Sistem Tanam Paksa direorganisasi - Pemerintah Kolonial Belanda menjadi pemain utama. Namun reorganisasi ini juga membuka pintu bagi pihak-pihak swasta untuk mulai mendominasi Jawa. Sebuah proses privatisasi terjadi ketika Pemerintah Kolonial secara bertahap mengalihkan produksi komoditi ekspor kepada para pengusaha Eropa.


ZAMAN LIBERAL HINDIA BELANDA

Semakin banyak suara-suara yang terdengar di Belanda yang menolak Sistem Tanam Paksa dan mendorong sebuah pendekatan yang lebih liberal bagi perusahaan-perusahaan asing. Penolakan Sistem Tanam Paksa ini terjadi karena alasan-alasan kemanusiaan dan ekonomi. Pada tahun 1870 kelompok liberal di Belanda memenangkan kekuasaan di parlemen Belanda dan sukses menghilangkan beberapa karakteristik Sistem Tanam Paksa, seperti persentase penanaman dan keharusan untuk menggunakan lahan dan tenaga kerja untuk mengekspor hasil panen. Kelompok liberal ini membuka jalan untuk dimulainya sebuah periode baru dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai Zaman Liberal sekitar 1872-1900. Periode ini ditandai dengan pengaruh besar terhadap kapitalisme swasta dalam kebijakan kolonial di Hindia Belanda. Pemerintah Kolonial pada saat itu kurang lebih memainkan peran sebagai pengawas dalam hubungan antara pengusaha-pengusaha Eropa dan masyarakat pedesaan Jawa. Namun - walaupun kaum liberal mengatakan bahwa keuntungan pertumbuhan ekonomi juga akan mengucur kepada masyarakat lokal dan keadaan para petani Jawa yang menderita karena kelaparan, kekurangan pangan dan penyakit tidak lebih baik dibandingkan masa Tanam Paksa.

POLITIK ETIS DAN NASIONALISME INDONESIA

Ketika perbatasan Hindia Belanda mulai mengambil bentuk menjadi Indonesia saat ini, Ratu Belanda Wilhelmina membuat pengumuman pada pidato tahunannya di 1902 bahwa kebijakan baru, Politik Etis, akan diterapkan. Politik Etis mengakui bahwa Belanda memiliki hutang budi kepada orang nusantara bertujuan untuk meningkatkan standar kehidupan penduduk asli. Cara untuk mencapai tujuan ini adalah melalui intervensi negara secara langsung dalam kehidupan ekonomi, dipromosikan dengan slogan 'irigasi, pendidikan dan emigrasi'. Namun, pendekatan baru ini tidak membuktikan kesuksesan yang sangat signifikan dalam meningkatkan standar kehidupan penduduk asli.

Politik Etis menyebabkan efek samping yang sangat besar. Komponen pendidikan berkontribusi signifikan pada kebangkitan nasionalisme Indonesia dengan menyediakan alat-alat intelektual bagi masyarakat Indonesia untuk mengorganisir dan menyampaikan keberatan-keberatan mereka terhadap Pemerintah Kolonial. Politik Etis memberikan kesempatan, untuk sebagian kecil kaum elit Indonesia, untuk memahami ide-ide politik Barat mengenai kebebasan dan demokrasi. Untuk pertama kalinya orang-orang pribumi mulai mengembangkan kesadaran nasional sebagai 'orang Indonesia'.

Pada 1908, para pelajar di Batavia mendirikan asosiasi Budi Utomo, kelompok politis pribumi yang pertama. Peristiwa ini dianggap sebagai saat kelahiran nasionalisme Indonesia. Hal ini memulai tradisi politik kerja sama antara elit muda Indonesia dan para pejabat pemerintahan Belanda yang diharapkan untuk membantu wilayah Hindia Barat mencapai kemerdekaan yang terbatas. Bab selanjutnya dalam kebangkitan nasionalisme Indonesia adalah pendirian partai politik pertama berbasis masa, Sarekat Islam di 1911. Pada awalnya, organisasi ini didirikan untuk mendukung para pengusaha asli untuk melawan para pengusaha Tionghoa yang mendominasi ekonomi lokal namum kemudian mengembangkan fokusnya dan mengembangkan kedasaran politik populer dengan tendensi subversif. Gerakan-gerakan penting lainnya yang menyebabkan terbukanya pemikiran politik pribumi adalah Muhammadiyah, gerakan reformis sosio-religius Islam yang didirikan di tahun 1912 dan Asosiasi Sosial Demokrat Hindia, gerakan komunis yang didirikan tahun 1914 yang menyebarkan ide-ide Marxisme di Hindia Belanda. Perpecahan internal di gerakan ini kemudian mendorong pendirian Partai Komunis Indonesia (PKI) di tahun 1920.

Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda mengizinkan pendirian gerakan-gerakan politik lokal namun ketika ideologi Indonesia diradikalisasi di tahun 1927an (seperti yang tampak dalam pemberontakan-pemberontakan komunis di Jawa Barat dan Sumatra Barat di tahun 1926 dan 1927) Pemerintah Belanda mengubah tindakannya. Sebuah rezim yang relatif toleran digantikan dengan rezim represif yang menekan semua tindakan yang diduga subversif. Rezim represif ini hanya memperparah keadaan dengan meradikalisasi seluruh gerakan nasionalis Indonesia. Sebagian dari para nasionalis ini mendirikan Partai Nasionalis Indonesia (PNI) di tahun 1928 sebagai sebuah reaksi pada rezim yang represif. Tujuannya adalah mencapai kemerdekaan penuh untuk Indonesia.


Peristiwa penting lainnya bagi nasionalisme Indonesia adalah Sumpah Pemuda pada tahun 1927. Pada kongres yang dihadiri organisasi-organisasi pemuda ini, tiga idealisme diproklamasikan, menyatakan diri memiliki satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Tujuan utama dari kongres ini adalah mendorong persatuan antara kaum muda Indonesia. Di dalam kongres ini lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan nasional (Indonesia Raya) dikumandangkan dan bendera nasional di masa kemerdekaan (merah-putih) dikibarkan untuk pertama kalinya. Pemerintah Kolonial Belanda bertindak dengan melakukan aksi-aksi penekanan. Para pemimpin nasionalis muda, seperti Sukarno (yang menjadi presiden pertama Indonesia di tahun 1945) dan Mohammad Hatta (wakil presiden Indonesia yang pertama) ditangkap dan diasingkan.

Related Posts:

Pristiwa Yang Bersejarah Dalam Membesarkan Bangsa Rusia


Pristiwa Bersejarah Dalam Membesarkan Bangsa Rusia

Orang Rusia akrab dengan  sejarah Rusia yang modern dan kenangan dan kemenangan serta revolusi yang terjadi pada abad ke-22. Lembaga VTsIOM tahun 2014, 60 persen orang Rusia sangat tertarik dengan sejarah. Mengetahui atau mengingat, terutama belajar dari kesalahan yang terjadi di masa lalu, selalu dianggap sebagai jaminan kesuksesan di Rusia, baik dalam tingkat individu ataupun melalui  negara secara keseluruhan.

Hari Kemenangan, Kenangan Kejayaan Soviet

 Agen Poker Online Terpercaya

Pendapat yang dilakukan oleh Yayasan Opini Publik pada Desember 2015 lalu, peristiwa paling penting dalam sejarah Rusia adalah Hari Kemenangan Uni Soviet atas tentara Nazi Jerman dalam Perang Patriotik Raya pada tanggal 15 April 1945. Peristiwa itu diingat oleh penduduk Rusia (85 persen).

Tanggal tersebut dijadikan hari libur nasional. Hari Kemenangan yang dirayakan setiap tahunnya dengan melakukan parade militer di Lapangan Merah Moskow. Untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur, diadakan pula waktu untuk mengheningkan cipta dan juga pesta kembang api.

Baca : Suku Kanibal Di Dunia

“Kemenangan yang terjadi di peperangan dimenangkan oleh tentara Soviet yang pada masa keemasan dalam kehidupan masyarakat Soviet,” ujar sejarawan dan kolumnis politik stasiun radio Vesti FM Andrey Svetenko, mengutip perkataan Marsekal Georgiy Zhukov, yang menjelaskan mengenai makna Hari Kemenangan. “Itu adalah satu-satunya periode dalam sejarah Soviet, ketika orang-orang memahami betul makna kehilangan, yang mereka bawa dalam kemenangan dan kemerdekaan tanah air.”

Bagi mayoritas orang Rusia, tanggal 9 Mei memiliki makna yang khusus. Tidak ada satupun keluarga di Rusia yang melewati peperangan tersebut tanpa kehilangan sesuatu. Meskipun demikian, masih ada pejuang dan relawan yang masih hidup sampai hari ini.

Revolusi “Berdarah” Oktober 1917

 Agen Poker Online Terpercaya

Bagi kebanyakan masyarakat Rusia, tanggal 9 Mei menjadi salah satu alasan untuk bangga terhadap tanah air mereka. Hari Kemenangan dikenang dengan rasa bahagia, berbeda jauh dengan peristiwa Revolusi Oktober 1917, yang dikenang oleh 77 persen masyarakat Rusia.

Setelah hampir satu abad berlalu, banyak orang Rusia masa kini yang menilai peristiwa tersebut secara negatif. Namun demikian, orang-orang Rusia tetap mengakui arti penting dari Revolusi Oktober 1917. Sebagai akibat dari pecahnya revolusi tersebut, keluarga Kaisar Rusia terakhir ditembak mati, terjadi perang saudara, dan monarki di Rusia pun diruntuhkan.

Peristiwa akbar lainnya dalam dunia politik Rusia terjadi pada tahun 1991 ketika sistem pemerintahan Soviet runtuh. Hal ini diingat oleh 65 persen penduduk Rusia. “Bagi sebagian besar orang Rusia, peristiwa itu bukanlah sebuah sejarah, melainkan masa lalu yang belum lama terjadi,” ujar seorang ahli psikologi Elena Galinskaya. “Orang-orang tidak sekedar membaca peristiwa tersebut di buku-buku pelajaran; mereka adalah saksi hidup kejadian itu. Mereka merasakan dampak dari keruntuhan Uni Soviet.”

Pertempuran Borodino Pembakar Semangat Rakyat


 Agen Poker Online Terpercaya

Masih ada satu perang lagi yang dikenang baik oleh penduduk Rusia, yaitu perang tahun 1812 antara tentara Rusia yang dipimpin oleh Kutuzov, dengan tentara Prancis di bawah pimpinan Napoleon. Tanggal pertempuran terbesar dalam perang tersebut—pertempuran Borodino—diingat oleh 51 persen penduduk Rusia .

Pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran paling berdarah di abad ke-19. Dalam satu hari, pertempuran Borodino menewaskan sekitar 100 ribu orang.

“Pertempuran Borodino adalah contoh bagaimana rakyat untuk pertama kalinya tanpa diperintah oleh kaisar pergi bertempur membela tanah airnya,” ujar Svetenko. “Tidak hanya rakyat jelata saja yang menjadi pasukan militan rakyat, kaum elit dan para bangsawan Rusia juga ikut bertempur. Pertempuran itu membakar semangat kebangsaan orang-orang Rusia dan memberikan gambaran mengenai kehormatan tanah air.”

Satu hal yang menarik dari pertempuran ini adalah kedua komandan perang, Kutuzov dan Napoleon, sama-sama mengakui telah memenangkan pertempuran Borodino. Namun, tidak ada satupun yang meragukan bahwa pertempuran tersebut dimenangkan oleh Rusia, yang pada akhirnya membawa kemenangan secara keseluruhan dari peperangan tahun 1812.

Baca  : Dunia Gaib 

Gagarin dan Pushkin

Penerbangan manusia pertama ke antariksa dikenang oleh 64 persen penduduk Rusia. Yuri Gagarin menjadi orang pertama di dunia yang menaklukkan antariksa pada 12 April 1961. Setelah penerbangan tersebut, Gagarin menjadi seorang legenda dunia. Tak hanya itu, Yuri pun menjadi nama terpopuler bagi para anak laki-laki yang lahir pada masa itu.

Setelah kematian Gagarin, negara mengumumkan pengheningan cipta secara nasional. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Uni Soviet, pengheningan cipta dilakukan untuk mengenang orang yang bukan merupakan mantan pemimpin negara. Setelah itu, banyak jalan-jalan dan lapangan di Uni Soviet diubah namanya dengan nama Gagarin.

Dalam daftar sejarah Rusia yang paling dikenang tersebut, sebagian besar memang didominasi oleh peristiwa peperangan dan kemenangan. Akan tetapi, ada satu tanggal kelahiran seseorang yang masuk ke dalam sepuluh besar peristiwa sejarah terpenting Rusia, yaitu hari kelahiran penyair Aleksandr Pushkin. Sebanyak 39 persen penduduk Rusia menilai bahwa hari kelahiran Pushkin adalah peristiwa yang penting untuk dikenang.

Related Posts: